Postingan

Society 5.0 dalam Lensa Pembangunan Berkelanjutan

Gambar
  Ada suatu persamaan dan perbedaan antara konsep dan ruang lingkup yang dibicarakan dalam  mindset industry 4.0  dan  society  5.0, yakni bagaimana prediksi kehidupan antara manusia yang berdampingan dengan produk teknologi (seperti robot,  AI ,  cyber-physical system )   semakin tak terelakkan. Akan tetapi Jepang telah memberikan jawaban atas konsep nasionalnya di dalam menghadapi hembusan  industry 4.0  ini, dengan merepresentasikan  Society 5.0  sebagai era di mana manusia tetap ditempatkan dalam posisi yang tidak harus “mengalah” dengan bahasa humanis di mana teknologi dapat menolong atau melengkapi manusia di dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak terbatas pada kalangan profesional maupun industr i . Sumber : Dokumentasi pribadi Ilustrasi visual yang disampaikan melalui video yang dapat diakses melalui kanal Youtube tersebut menunjukkan, bahwa teknologi akan dihadirkan di tengah masyarakat dalam aspek keseharian, kenyam...

Industry 4.0 dalam Lensa Pembangunan Berkelanjutan

Gambar
Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep industri 4.0 seolah menjadi dua sisi mata uang, di mana satu sisi menjadi solusi (medis, telekomunikasi, manufaktur, dan sebagainya) tetapi di sisi lain menimbulkan kekhawatiran. Bukan hal yang tidak mungkin jika penerapannya tidak dibarengi dengan etika atas dasar inovasi yang bertanggung jawab, justru akan menimbulkan masalah baru seperti gap dalam kehidupan manusia dalam masa posthumanistic. Seperti apakah kehidupan nanti jika tanpa dibarengi dengan upaya pemahaman multidisiplin atas sebuah inovasi? Sumber : Dokumentasi pribadi Menurut saya, Indonesia harus dapat mengantisipasi hal ini. Rasanya Indonesia belum membuat konsep yang pasti dalam mengompensasi arah perkembangan industry 4.0 ini, yang mana telah memunculkan banyak kekhawatiran di kalangan peneliti terutama yang fokus pada bidang antropologi bahwa benarkah industry 4.0 sudah dinyatakan lengkap dalam memberikan solusi bagi modernisasi kehidupan manusia ke depan ketika posthumanistic ini...

My Passion, My Life... : Beda itu Anugerah dengan Cara-Nya

Gambar
Sejak lama, hmm...mungkin persisnya ketika SMA aku sudah bercita-cita untuk bisa bekerja dengan berbagi sesuatu, bisa berupa jasa ataupun ilmu. Memang, sejujurnya aku menempuh pendidikan bukan di SMA impian aku walaupun di atas kertas, sekolah tersebut tergolong favorit. Ketika itulah, aku merasa unik...iya unik. Ketika teman-teman aku begitu mencari cita-cita untuk bisa sekolah di sana, justru aku mencari sekolah yang bisa menampung minat aku. Unik bukan? Waktu itu, ilmu parenting mungkin belum banyak dikupas, terutama pentingnya akomodasi terhadap minat dan bakat anak. Ketika itu, aku merasa diarahkan seolah hanya mengejar nilai di atas kertas. Belum ada  trending    terhadap pentingnya nilai dari suatu  softskill , tetapi aku justru ingin memperkuat  softskill  yang mungkin bisa aku kembangkan. Sumber : Koleksi pribadi Aku jadi teringat tentang usahaku untuk mengembangkan minatku yang tertuju pada ekskul Paskibra. Entah kenapa, mungkin saking seringnya...

Belajar di Jepang: Inspirasi Manajemen Sampah Rumah Tangga

Gambar
Sungguh anugerah yang luar biasa dari Sang Maha Pencipta bahwa saya dapat mencicipi hampir 3 tahun menuntut ilmu di Jepang. Bagi saya, menuntut ilmu di luar negeri bukan saja hanya karena ingin melanjutkan pendidikan ke strata yang lebih tinggi. Lebih daripada itu, saya ingin mempelajari masyarakatnya sehingga negara itu dapat maju. Berdasarkan pengalaman saya selama belajar di Jepang, ternyata kemajuan suatu bangsa bukan saja berakar pada pemerintahan yang berwibawa serta amanah, melainkan ditunjang pula oleh kesadaran masyarakatnya yang kuat akan bagaimana caranya menjadi warga yang baik. Sepintas mungkin kalimat pembuka saya bersifat normatif. Akan tetapi, itulah kenyataan yang saya lihat di sana. Segala sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat Jepang selalu didasari oleh norma yang bermakna. Sumber : Dokumentasi pribadi Salah satu contoh rutinitas selama di Jepang yang menurut saya sangat inspiratif adalah manajemen sampah rumah tangga. Mungkin kita yang berada di Indonesia kadan...

BANGUNKAN NORMA UNTUK KEHIDUPAN

Gambar
“Menyepelekan”, mungkin itu adalah salah satu kemungkinan yang kita rasakan jika mendengar jawaban seseorang yang kita tanya acak. Atau...pasti ada juga yang akan berkomentar sebaliknya, mungkin perlu diadakan sensus dan dibuat data statistiknya, jika ingin memperoleh data konkret tentang norma yang ada di masyarakat Indonesia. Sudah pernahkah kita mengevaluasinya? Atau, saya ubah saja pertanyaannya. Seberapa intenskah kita menganggap penting dari suatu norma. Sumber : Dokumentasi pribadi Mungkin dokumentasi pribadi saya ini, pernah ada juga yang mengamatinya. Lalu, berapakah dari kita yang ketika bertanya pada diri sendiri kemudian merasa risih dan tak nyaman dengan pemandangan tersebut. Bukankah akan lebih elok ketika setelah kantong belanja dinaikkan ke dalam mobil, bisa saja sang pembeli mengembalikan troli ke tempatnya yang telah disedi a kan oleh pengelola? Atau, mudahnya cukup geserkan troli tersebut ke tempat aman yang tidak akan menghalangi jalan masuk mobil yang akan park...

IT HAS NEVER BEEN LATE

Gambar
Ditemani dinginnya malam, beberapa hari terakhir ini aku habiskan waktu senggangku menulis buku perkuliahan di ruangan yang cukup luas. Kulihat cat putih mengisi dinding di dua sisi dan cat marun di satu sisi lainnya. Di dinding marun ini, kulihat menempel ORNAMEN KUPU-KUPU yang terbuat dari kayu dan diberi cat putih senada dengan cat tembok di kedua sisi yang lainnya itu. Sementara di dinding putihnya, kulihat FOTO KELUARGA di berbagai momen yang selalu membawaku termenung akan waktu. “Sudah seperti apakah aku menggunakan waktu-waktuku?!”, lirihku dalam hati. Sumber : Dokumentasi pribadi Aku suka sekali dengan spot ini. Kulihat pula ornamen lain di dinding merah marun itu, masih dari bahan yang sama dan membentuk kata “Baiti Jannati”. Ketika sesekali mataku terasa lelah berjam-jam menatap LAPTOP, mataku akan otomatis tergerak menatap ke depan lalu secara spontan pasti tertuju ke tulisan tersebut. Aku akan otomatis pula termenung sebentar seolah otot-otot pikiranku kembali rileks setel...