Industry 4.0 dalam Lensa Pembangunan Berkelanjutan

Tidak dapat dipungkiri bahwa konsep industri 4.0 seolah menjadi dua sisi mata uang, di mana satu sisi menjadi solusi (medis, telekomunikasi, manufaktur, dan sebagainya) tetapi di sisi lain menimbulkan kekhawatiran. Bukan hal yang tidak mungkin jika penerapannya tidak dibarengi dengan etika atas dasar inovasi yang bertanggung jawab, justru akan menimbulkan masalah baru seperti gap dalam kehidupan manusia dalam masa posthumanistic. Seperti apakah kehidupan nanti jika tanpa dibarengi dengan upaya pemahaman multidisiplin atas sebuah inovasi?

Sumber : Dokumentasi pribadi

Menurut saya, Indonesia harus dapat mengantisipasi hal ini. Rasanya Indonesia belum membuat konsep yang pasti dalam mengompensasi arah perkembangan industry 4.0 ini, yang mana telah memunculkan banyak kekhawatiran di kalangan peneliti terutama yang fokus pada bidang antropologi bahwa benarkah industry 4.0 sudah dinyatakan lengkap dalam memberikan solusi bagi modernisasi kehidupan manusia ke depan ketika posthumanistic ini sudah tidak dapat dielakkan lagi dengan adanya kerjasama berbagai negara dan kebijakan internasional dalam perdagangan. Kajian terhadap gap di antara masyarakat di Indonesia khususnya, sangat layak menjadi agenda nasional sebagai jawaban pasti tentang bagaimana negara ini akan dibawa ke masa kehidupan berikutnya.

Isu tentang lapangan pekerjaan masih menjadi tugas yang belum selesai sepenuhnya di Indonesia. Gap dalam hal teknologi saja seolah semakin terang benderang. Apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19, di mana Indonesia harus menyelesaikan masalah akses pendidikan yang sebelumnya masih berkaitan seputar masalah infrastruktur (akses jalan dan bangunan) serta sumber daya guru yang berkualitas, akses terhadap sarana telekomunikasi dan infrastruktur digital, dunia pendidikan menjadi tantangan besar yang harus segera dibenahi. Hal ini sangat penting karena pendidikan adalah main gate bagi persiapan SDM yang berkualitas di Indonesia agar siap dengan hembusan angin perkembangan industry 4.0. Walaupun era industri sebelumnya saja (industry 3.0), Indonesia belum rampung. Menurut saya, jika Indonesia tidak segera menyiapkan konsep nasional seperti Jepang dengan Society 5.0-nya, Eropa dengan Horizon 2020-nya, dan sebagainya, saya khawatir Indonesia akan mengalami masalah yang kian berat terutama dalam menghadapi gap di tengah masyarakat : antara ekonomi lemah dan ekonomi kuat, pendidikan lemah dan pendidikan kuat, dan bentuk-bentuk lainnya yang wajib menjadi tanggung jawab bersama.

Peran para akademisi, peneliti, pemerhati pendidikan, pelaku industri, dan segala lapisan masyarakat wajib bergandengan tangan untuk mengatasi jawaban atas “jebakan industry 4.0”. Hal ini dikarenakan, Indonesia belum sepenuhnya berdaulat dengan kekayaan SDM dan SDA yang begitu melimpah sehingga masih sangat bergantung bagaimana peranan geopolitik ikut memainkan porsi dalam menentukan arah identitas Indonesia. Kekhawatiran terhadap produktivitas industry 4.0 di dalam memberikan penghidupan yang layak bagi manusia, di mana tenaga manusia akan mengalami pergeseran akibat pendayagunaan teknologi, wajib dikaji mendalam oleh para pemegang kebijakan di Indonesia. Jika SDM di Indonesia tidak dipersiapkan untuk menghadapi hal tersebut, kehidupan posthumanistic yang menghendaki agar manusia hidup berdampingan dengan teknologi rasanya masih menjadi mimpi yang sangat jauh untuk dibayangkan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar di Jepang: Inspirasi Manajemen Sampah Rumah Tangga

BANGUNKAN NORMA UNTUK KEHIDUPAN

IT HAS NEVER BEEN LATE